Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah menyatakan, program subsidi beras yang dilaksanakan pemerintah provinsi selama ini berhasil membantu pengendalian inflasi di daerah.
Sejak program subsidi beras kita laksanakan terhitung triwulan empat pada 2022, harga beras di pasaran kian stabil dan daya beli masyarakat relatif terjaga," kata Kepala Dishanpang Kalimantan Tengah, Riza Rahmadi di Palangka Raya, Rabu.
Hal ini, menurutnya, bisa dilihat dari perkembangan inflasi terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), yakni untuk dua kota sampel di Kalimantan Tengah seperti Palangka Raya dan Sampit.
Pada kedua kota ini dari perkembangan data terbaru, beras tidak termasuk dalam komoditas utama penyumbang inflasi," ucapnya.
Untuk Palangka Raya, andil komoditas utama terhadap inflasi pada Juli 2023 meliputi daging ayam ras, udang basah, telur ayam ras, bawang putih, ikan lele, minyak goreng, taman kanak-kanak, susu bubuk dan pulpen.
Sedangkan Sampit, andil komoditas utama inflasi adalah sekolah menengah atas, telur ayam ras, rokok kretek filter, sewa rumah serta ikan nila.
Untuk itu kami berupaya agar terus melanjutkan pelaksanaan program beras subsidi, agar dapat menjaga stabilisasi harga maupun membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap beras dengan harga terjangkau, ucapnya.
Sementara itu berdasarkan data terbaru BPS untuk tingkat inflasi gabungan di Provinsi Kalimantan Tengah pada Juli 2023 adalah sebesar 3,19 persen year on year.
Riza mengatakan, tingkat inflasi ini terus terjaga dan terus menurun, dimulai dari Februari 5,93 persen, Maret menjadi 5,62 persen, April 2023 menjadi 4,85 persen, Mei yakni 4,17 persen, hingga menjadi 3,55 persen pada Juni.
Dan Juli 2023 kembali turun menjadi 3,19 persen. Inflasi Kalteng ini tidak jauh berbeda dengan nasional yakni 3,08 persen (yoy), jelasnya